1. Meganthropus
(Manusia Besar)

Meganthropus berasal dari dua kata. Megas artinya besar atau raksasa dan anthropus artinya manusia. Jenis manusia purba Meganthropus ditemukan oleh Van Koenigswald pada tahun 1936 di daerah Sangiran. Hasil penemuannya ini sering dikenal dengan nama Meganthropus Palaeojavanicus, artinya manusia raksasa dari Jawa. Jenis manusia ini memiliki rahang kuat dengan badan yang tegap. Mereka diperkirakan hidup dengan cara mengumpulkan bahan makanan, terutama tumbuh-tumbuhan. Meganthropus diperkirakan hidup sekitar dua sampai satu juta tahun yang lalu sejak penelitian.
Ketika pertama ditemukan, von Koenigswald menyebutnya Meganthropus palaeojavanicus karena memiliki ciri-ciri yang berbeda dari Pithecanthropus erectus (Homo erectus) yang lebih dulu ditemukan di Sangiran. Selanjutnya fosil serupa juga ditemukan oleh Marks tahun 1952 berupa rahang bawah.
Ciri ciri tubuhnya kekar, rahang dan gerahamnya besar, serta tidak berdagu sehingga menyerupai kera. Meganthropus diperkirakan hidup 2 juta sampai 1 juta tahun yang lalu, pada masa Paleolithikum atau Zaman Batu Tua. Meganthropus memiliki kelebihan pada bentuk tubuhnya yang lebih besar dibandingkan manusia purba lainnya.
2. Pithecanthropus (Manusia Kera Berjalan Tegak)

Jenis Jenis Manusia Purba Di Indonesia - Pithecanthropus merupakan jenis yang paling banyak ditemukan di Indonesia. Hasil penemuan di Indonesia, antara lainPithecanthropus Erectus, Pithecanthropus Mojokertensis, dan Pithecanthropus Soloensis. Pithecanthropus Erectus artinya manusia kera yang berjalan tegak. Jenis ini ditemukan oleh Eugene Dubois tahun 1891 di Trinil. Pithecanthropus Mojokertensis ditemukan di Jetis dekat Mojokerto Jawa Timur oleh Von Koenigswald. Pithecanthropus Soloensis sementara itu ditemukan di Ngandong, lembah Bengawan Solo oleh Von Koenigswald, Ter Haar, dan Oppenoorth. Beberapa ciri manusia Pithecanthropus, antara lain sebagai berikut.
Ciri Ciri Manusia Purba Pithecanthropus :
- Pada tengkorak, tonjolan keningnya tebal.
- Hidungnya lebar, dengan tulang pipi yang kuat
dan menonjol.
- Tinggi sekitar 165–180 cm.
- Pemakan tumbuhan dan daging (pemakan
segalanya).
- Memiliki rahang bawah yang kuat.
- Memiliki tulang pipi yang tebal.
- Tulang belakang menonjol dan tajam.
- Perawakannya tegap, mempunyai tempat perlekatan
otot tengkuk yang besar dan kuat.
3. Homo
Jenis Jenis Manusia Purba Di Indonesia - Ada dua jenis fosil homo yang ditemukan di Indonesia, yaitu Homo Wajakensis dan Homo Soloensis.
Manusi Purba Homo Wajakensis

berarti
manusia dari Wajak. Eugene Dubois menemukan fosil ini pada tahun 1889 di dekat
Wajak, Tulungagung Jawa Timur. Homo Wajakensis diperkirakan menjadi nenek
moyang dari ras Australoid yang merupakan penduduk asli Australia.
Manusia Purba Homo Soloensis

adalah
manusia dari Solo ditemukan di Ngandong, lembah Bengawan Solo antara tahun
1931–1934. Penemunya adalah Ter Haar dan Oppenorth. Kehidupan Homo Soloensis
sudah lebih maju dengan berbagai alat untuk memenuhi kebutuhan dan
mempertahankan hidup dari berbagai ancaman.
Ciri-ciri Manusia Purba homo :
Ciri-ciri Manusia Purba homo :
- muka lebar dengan hidung yang lebar;
- mulutnya menonjol;
- dahinya juga masih menonjol, sekalipun tidak
seperti jenis Pithecanthropus;
- bentuk fisiknya sudah seperti manusia
sekarang;
- tingginya 130–210 cm;
- berat badan 30–150 kg;
- hidupnya sekitar 40.000–25.000 tahun yang
lalu.
Homo Soloensis dan Homo
Wajakensis kemudian mengalami
perkembangan. Jenis homo ini diberi nama
Homo Sapiens. 

Homo Sapiens lebih sempurna
dilihat dari cara berpikir walaupun masih sangat sederhana. Homo Sapiens
berarti manusia cerdas, diperkirakan hidup 40.000 tahun yang lalu setelah
penelitian. Jenis inilah yang nantinya menjadi nenek moyang bangsa Indonesia -
sekian Jenis Jenis Manusia Purba Di Indonesi
Peninggalan zaman prasejarah
a. Kapak Genggam
Kapak
genggam diperkirakan
merupakan alat yang digunakan oleh
manusia jenis Pithecanthropus untuk berburu. Struktur dan bentuk alat ini masih
sangat sederhana dan bagian yang tajam hanya terdapat di satu sisi saja.
Kapak ini digunakan dengan cara digenggam. Alat ini pernah ditemukan di Trunyan (Bali), Awangbangkal (Kalimantan Selatan), dan Kalianda (Lampung).

Kapak ini digunakan dengan cara digenggam. Alat ini pernah ditemukan di Trunyan (Bali), Awangbangkal (Kalimantan Selatan), dan Kalianda (Lampung).
b. Alat Serpih

Alat
ini digunakan oleh manusia purba untuk menusuk, memotong dan melubangi kulit
binatang. Alat ini terbuat dari batu. Diperkirakan, alat ini merupakan
serpihanserpihan dari batu yang dibuat sebagai kapak genggam.
Alat ini pernah ditemukan di Sangiran dan Gombong (Jawa Tengah), serta Cabbenge (Flores).
Alat ini pernah ditemukan di Sangiran dan Gombong (Jawa Tengah), serta Cabbenge (Flores).
c. Kapak Persegi

Kapak
persegi merupakan alat yang terbuat dari batu dan digunakan oleh manusia untuk
mencangkul, memahat, dan berburu. Alat ini terbuat dari batu berbentuk segi
empat yang kedua sisinya diasah halus. Pada salah satu sisi pangkal, ada bagian
berlubang untuk tangkai. Sementara pangkal lainnya adalah bagian yang tajam.
Alat ini banyak ditemukan di berbagai tempat di Indonesia, mulai dari Sumatra, Jawa, Nusa Tenggara, hingga Sulawesi.
Alat ini banyak ditemukan di berbagai tempat di Indonesia, mulai dari Sumatra, Jawa, Nusa Tenggara, hingga Sulawesi.
d. Kapak Lonjong

Kapak
lonjong merupakan kapak yang bentuknya lonjong. Pangkal kapak tersebut lebar
dan tajam, sedang ujungnya runcing dan diikatkan pada gagang. Alat ini terbuat
dari batu yang telah diasah hingga halus.
Kapak lonjong pernah ditemukan di Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.
Kapak lonjong pernah ditemukan di Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.
|
e. Menhir

Menhir
merupakan tugu batu yang tinggi. Diperkirakan menhir digunakan sebagai tempat
pemujaan oleh manusia prasejarah.
f. Dolmen

Dolmen
adalah meja yang terbuat dari batu, diperkirakan digunakan sebagai tempat
menyimpan sesaji untuk sesembahan manusia prasejarah.
Gambar: Dolmen
|
g. Sarkofagus

Sarkofagus
adalah peti mati yang terbuat dari batu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar